Tuesday, January 29, 2013

First Diary









 

Hi, I introduce you my first diary ever. It's 2001. I remember Bapak and Mama bought this from Medan. I chose it because the color's very interesting. 
I got excited to write on it. The next day, I still can't write what should I write. Then my mama gave me example and here I go: 
 taraaaaaaaaaaaaa.. MY FIRST PAGE

Look at what I wrote. I always laugh everytime I re-read these. OMG. Really? I wrote this?
I go through the pages and write write and write. Now I have...I don't know how much diary book I have.


Well, this is why I like write right now. I love writing. I speak in words. Writting is great! You can explore yourself in expressing words. Go on!


The no.3 written by my brother Ancen. Hehe he showed me too how to write in diary, gave an example. He's excellent speaking in words and speak verbally. ^^

So, the things that you ever read by me, this is the beginning :)
Silly thing I did was put some my father's stamp on it lol

Saturday, January 26, 2013

Dear Epione

Dear Epione,

Hai Epione. This is my first letter to you. I wished we are friends but i don't like being sick,

Belakangan kondisi badan memang tidak fit. Influenza menyerang. Pusing.

Langit - langit mulut gatal sekali.

Hidung meler - meler.

Mata pun ikutan gatal.

Lemas sekali.

Katanya kau bisa menenangkan rasa sakit.

Aku sangat membutuhkannya sekarang, sungguh mengganggu liburan.

Friday, January 18, 2013

Find Out

Why you don't let it be?

Why you want to kill it?

Why you keep assuming it's impossible?

Why you don't try to say?

Are you afraid it can't be last forever?

Are you afraid to hold?
 

Are you afraid with all the difference which is widely known?

What is your fear?

Wait,
Since when it existed?
Don't hide anything, please.


Wednesday, January 09, 2013

She Lost.

Semester 3. Berat. Terasa keteteran. 24 SKS ternyata bikin ngos-ngosan dan rawan sakit. T__T

Awal pembukaan semester 3 disambut oleh sebuah kenyataan pahit.Oke called it , love life. Hm. Membuat sesak di dada, menjadi buah pikiran dan hati serasa digelitikin dari kenyataan.

Kehilangan semangat.

Pertengahan semester 3 disambut dengan kemunduran dalam bidang friendship. Disini sudah merasa kehilangan sahabat dekat. Sudah merasa. Khawatir dia benar-benar pergi karena rasanya kebersamaan itu sudah tidak seharmonis dan sehangat sebelumnya. Waktu itu masih sering pulang bareng, makan bareng, ketawa-ketawa bareng, cuci muka bareng (?) , temanin dia ngedownload sampai sore di kampus dan...cerita random! Merasa perhatiannya gak kayak dulu lagi. Emang gak kayak dulu lagi. Sedih.

Akhir semester 3 ini disambut dengan...personal life yang semakin memburuk. Kesehatan memburuk --> Belajar berkurang. Bayangkan bagaimana diakhir serasa terseok-seok, ditampar keadaan , kehilangan semangat dan harus tetap survive ditengah tengah laptop yang juga ikut sakit-sakitan?
Sudah siap jika ip semester ini tidak bagus bagus amat.

Dan ternyata, kekhawatiranku terjadi. Semakin jauh. Jauh sekali bahkan dari yang aku kira.She's goneeee~

Kepala sudah mumet. Hati juga. Adakah alat yang bisa membersihkan keduanya sehingga semua kembali ke awal? Default?

Sangat terasa sekali beberapa bulan belakangan aku kehilangan senyum.

Lupa bagaimana rasanya senyum dan membuat semuanya terasa senang dikerjakan.

Lupa kalau ada orang-orang yang kusayangi di seberang pulau sana menanti kabarku di telepon.
Semester 3 ini bisa dihitung berapa kali aku menelpon. :(
Aku terlalu sibuk memikirkan yang disini dan berusaha memecahkan dan mencari solusi tetapi malah yang disana terbengkalai kubiarkan tanpa kabar, terutama Mamak - Bapak.

Ini tidak akan terjadi lagi.

Duh, gimana sih rasanya, anak kostan..anak perantauan dari seberang pulau sudah hidup sendiri, disini malah tidak ada yang perhatikan?
Miris bro.

Pengen dipelukkkkkkk. Aku merasa kehilangan semangat..Pengen pulaaaaaaaaang.

----------- minus-----------

Dan semua tumpah ruah ke gambar. Akhirnya aku semakin aktif lagi menggambar. Seenggaknya bisa tersenyum dikala gambar selesai dan banyak yang suka. :')

And thank you for Umi, Jati, Ugah, Lili, and Kak Putri.
Thank you for giving my life have a little light these days. At least, it's not that dark :')

Ellis and her family too, Lis, your family's so warm. I felt in home when i celebrated my New Year at your home.

Terimakasih ya..


Sunday, January 06, 2013

Hera VS Kudisan

Kekuatan pikiran.

Bukan, ini bukan masalah bisa membuat benda yang kita lihat menjadi bergerak atau apalah itu. Dan bukan! Ini bukan masalah kepintaran.

Disadari atau tidak, kekuatan pikiran itu penting. Dan secara sadar, bagi mereka yang menyadari kekuatan pikiran itu sendiri akan hidup lebih optimis. Percaya akan apa yang dipikirkan akan terjadi.
Hm, tapi yang positif yaaa :)

Misalnya, kita sakit. Tidak perlu minum obat deh. Cukup 'ngomong' ke pikiran, "Aku bisa sembuh tanpa obat!"  dengan sungguh-sungguh terus ditutup dengan senyum. Berkata demikian membangun aura positif di diri sendiri.

Hihi tidak usah perdulikan mereka yang melihatmu sedang tersenyum tanpa alasan, mereka kan tidak tahu gejolak yang terjadi di dirimu.
Sakit itu juga tidak akan jadi beban lagi. Sudah ringan dan tinggal menunggu pulih.

Begitu juga kalau lagi ada masalah. Kalau untuk yang satu ini jangan lupa buang nafas panjang-panjang ;)

Dari kecil aku kudisan. Duh. Waktu SD selalu pakai kaos kaki putih yang panjang. Tiap hari ganti. Kudisnya kering ditutupi kaos kaki. Pas buka, parah sakit banget. Pada mengelupas. Gak jarang Kaos kaki putihnya banyak titik-titik merah.. berdarah brooo!

Yang paling repot ngurusin tuh kalau bukan mamak, opung, orang lain, bapak. Bapak mah porsinya kesini kecil tapi lebih sering bilang ke mamak supaya beli ini beli itu. Hahaha.
Berbagai macam obat dikasih. Salep lah, empedu ikan lah (warna hijau, bau! eaak) , cream lah, sampai ke dokter!

Padahal aku sudah berulang kali dan selalu bilang, "Gak usah pakai obat mak ah nanti juga sembuh sendiri nya nanti itu. Pasti sembuh!"

Dan apa? Mamak biasanya dengan khawatirnya bilang,"Aduh nang, nanti kalau gak sembuh gimana? Jelek nanti. Malu mamak, nanti dibilang orang gak mamak urus."

Iya, mamak peduli ada benarnya juga tapi duh gimana ya, aku kadang terbawa emosi malah bilang,"Kok jadi mamak yang malu? Kan aku yang kudisan. Lagian siapa sih yang mau kudisan? Kan bukan mauku. Bukan salahku. Memang udah begitu dikasih Tuhan ya udah. Nanti juga pasti sembuh. Gak mungkin seumur hidup gini."

Hm, khusus yang waktu ke dokter, aku masih SD. Dokternya bilang apa coba? Aku gak boleh makan coklat!!! DEMI APA?!! (dalam hati aku waktu cemberut) ditambah mamak bilang di depan dokternya, "tuh kan, dengar apa kata dokter, kurangi coklat!"

Dan dengan terpaksa waktu itu aku harus mengurangi jajanku yang sering makan coklat. Tapi perasaan itu gak pernah ngaruh. Coklat? Kudisan? Lah kalau seafood sama telor mah masih nyambung ya, tapi coklat? Ah lupakan. Hahaha. Kampreto.

Dulu juga sempat gak boleh makan seafood, telur, sama ....DURIAN! Kalau durian biasanya keluarga pada 'kasihan' ke aku, jadi jatahnya cuma 1! Kampreto part 2.
Kenapa setiap makanan kesukaan jadi pantangan? Emaeee.

Dan akhirnya, kekuatan pikiran itu juga kan yang menang. Sekarang aku udah gak ada masalah makan itu pantangan. Gak kumat kalau makan! Hihi.

Tapi ada satu yang aku gak mau dan gak berani makan meski mamak dan oppung udah bilang 'coba aja gak apa-apa kok nang, opung aja udah bisa.'
PORK -> Daging babi.

Serius untuk yang satu ini gak mau ambil resiko dah. Hih. Terakhir kali makan itu daging pas umur 3 tahun...awal mula kudisan. Hahahaha Kampreto part 3.

Sama halnya kayak jerawat. Semua orang pada sibuk sama jerawat aku waktu itu. Tawarin inilah itulah. Semuanya kutolak. 'UDAH KUBILANG GAK USAH PAKE APA-APA. NANTI JUGA HILANGNYA ITU!' Muncung kemana-mana udah itu karena orang-orang pada gak ngerti. Ngambek. Hahaha.
Sekarang teh jerawatnya udah gak ada lagi.

Pokoknya, inti dari segala nya ini, kekuatan pikiran itu penting.
Yakin.

Percaya.

Optimis.

Alam akan merespon!

Selamat malam :)


Thursday, January 03, 2013

My Fault?!

Hai, selamat tahun baru!

Sejauh ini bagaimana hari-harimu kalian? Setidaknya 3 hari di tahun yang baru. Kuharap baik-baik saja.

Aku mencoba menjalani hari seperti biasanya bahkan ingin lebih baik tetapi ada saja yang tetap mengganggu pikiran. Dan aku sangat tidak suka itu. Ingin pergi tapi itu tidak baik.

Apa aku yang salah? Perasaan ada sesuatu yang tidak disebutkan kepada mereka yang belakangan selalu menyalahkanku. Ayolah, katakan kepada mereka tentang sesuatu itu supaya mereka berhenti menyalahkanku. Aku capek lho dikatain ini-itu.

Kenyataannya? Aku kan sedang mengabulkan permintaanmu, bukan? Tidakkah kau ingat?

Aku diam. Diam didalam mereka yang menggerogotiku dengan kata-kata mereka, seenak hati mereka berbicara. Aku juga merasa tidak punya hak untuk membenarkan diriku sendiri karena akan memberi kesan bahwa aku tidak mau disalahkan. Tetapi ternyata jika aku diam begini, malah terus dapat perkataan begitu.

Jadi, ini semua salahku? Aku yang menghalangimu? Iya?

Semuanya terserahmu sajalah, aku hanya tidak suka ketidakkonsistenanmu. Berkata A lalu berbuat B..

Iya deh iya, kau yang selalu benar. Aku yang salah. Ah terserahmu sajalah.

Menurutmu sendiri siapa sih yang salah? Aku benci selalu menangis begini. Kau tahu bagaimana rasanya disalahkan?
Sial kurasa.

Sonang di ho pe taho. Lomom ma bah.
Blank Stare Kaoani Blank Stare Kaoani